Tuesday, June 19, 2007

Harga Tanah Permata Hijau


Permata Hijau

Stimulus Peningkatan Harga Tanah

Kedekatan dengan CBD dan Senayan menjadikan wilayah Permata Hijau berpotensi untuk naik lebih tinggi lagi sebagai kawasan prestisius.

Perkembangan Puri Indah sebagai pusat pertumbuhan lingkungan dan sebagai titik sentra primer Jakarta Barat telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Fasilitas-fasilitas komersial pendukung semakin lengkap di wilayah dan berhasil mengusung harga tanah ke nilai yang cukup signifikan. Di Blok K Puri Indah, harga tanah mencapai Rp. 6 jutaan. Peningkatan harga ini mengatrol harga tanah di sekitarnya, antara lain Permata Buana antara Rp. 4,5 juta sampai Rp. 5,5 jutaan per m2 dan Puri Media Kembangan senilai Rp. 4 juta sampai Rp. 4,5 jutaan per m2. Selain itu harga tanah wilayah Kebon Jeruk dan Kedoya yang
sempat mengalami stagnasi akibat kerusuhan Mei 1998 kembali terangkat dengan peningkatan nilai tanah di sekitarnya termasuk Puri Indah dan Permata Hijau, meskipun tidak setinggi tetangganya. Meskipun saat ini wilayah Kebon Jeruk didominasi oleh ruko dan rukan, namun demikian sektor hunian pun akan berpotensi untuk ikut meningkat, termasuk pergeseran ke arah wilayah Permata Hijau.

Di sisi lain, dilihat dari arah perkembangan wilayah Jakarta Selatan dengan perumahan Pondok Indah yang relatif mempunyai nilai tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan Puri Indah. “ Nilai tanah tertinggi mencapai Rp. 8,5 jutaan terdapat di Jalan Metro Alam dan Metro Kencana “, jelas Ali Hanafia, member broker Century 21 Pertiwi. Sedangkan untuk Jalan Bulevarnya sendiri hanya berkisar Rp. 6,5 jutaan sampai 7 jutaan saja “, sambung Ali. Hal ini disebabkan bahwa jalan bulevar Pondok Indah relatif bukan komersial sehingga sebagai hunian terdapat faktor kebisingan yang mengganggu nilai rumah.Di wilayah CBD mendekati Senayan harga tanah mencapai Rp. 12 juta sampai Rp. 15 jutaan terbilang sudah tinggi.

Secara alamiah pergeseran akan terjadi ke wilayah-wilayah yang masih menyisakan nilai tanah yang relatif lebih rendah dari ketiga lokasi di atas. Posisi wilayah Permata Hijau sangat strategis dilihat dari kondisi ini dan berpotensi untuk menjadi ‘limpahan’ pemekaran wilayah CBD dan Senayan. Wilayah Senayan masih menyisakan potensi peningkatan harga tanah dengan rencana jalur monorail yang melewati kawasan tersebut.

Harga tanah di wilayah Kebon Jeruk-Permata Hijau masih cukup atraktif sebagai motif investasi dibandingkan harga tanah di wilayah-wilayah pertumbuhan di sekitarnya yang telah lebih dahulu berkembang. Wilayah Permata Hijau sendiri harga tanah rata-rata mencapai Rp. 6,5 juta sampai Rp. 7 jutaan di jalan utama, meskipun di daerah-daerah yang terletak bukan di jalan utama masih ada yang dijual dengan harga Rp. 3,5 jutaan. Untuk wilayah Permata Hijau ini, Ali Hanafia menyebutkan bahwa wilayah ini membawa keberuntungan dibandingkan Pondok Indah. Dari sisi kepercayaan sebagian orang, wilayah ini dipercaya banyak mengandung mata air yang merupakan tanda keberuntungan dan kemakmuran.Di samping itu bila kita mencermati tata ruang DKI Jakarta yang ada, Jakarta Barat diposisikan dengan konsentrasi perdagangan dan jasa, sedangkan di wilayah Jakarta Selatan lebih didominasi oleh sektor residensial. Dengan semakin berkembangnya wilayah komersial di Jakarta Barat maka pergeseran akan terjadi di koridor antara Jakarta Barat (Jalan Panjang) dan Selatan (Jalan Letjend Soepeno-Arteri Permata Hijau).

Berdasarkan historikal data tanah di Jalan Panjang tahun 1980-an hanya berkisar Rp. 65.000-70.000 namun ketika terjadi pembukaan dan tiga kali pelebaran akses jalan ke Permata Hijau, pada tahun 2000 harga tanah sudah mencapai Rp. 1,8 jutaan yang berarti terjadi peningkatan hampir 150% per tahun.Peningkatan harga tanah sempat mencapai 20% tahun 2003-2004 ketika mulai dipasarkannya Grand ITC Permata Hijau. Ditambah dengan diluncurkannya The Bellezza. Peningkatan nilai tanah juga diperkirakan akan tinggi dengan dibukanya akses dari arteri Permata Hijau ke arah Senayan dan rencana akses fly over dari Senayan.

No comments: