Thursday, December 18, 2008

Pentingnya Akidah Islamiah

Pentingnya aqidah islamiyah

Sesungguhnya agama islam adalah aqidah dan syari’ah. Adapun yang dimaksud dengan aqidah, yaitu setiap perkara yang dibenarkan oleh jiwa dan dengan hati menjadi tentram serta menajdi keyakinan bagi para pemeluknya , tidak ada keraguan dan kebimbangan bagi pemeluknya .Sedangkan yang dimaksudkan syariah adalah tugas-tugas yang diembankan oleh islam seperti sholat, zakat, puasa, berbakti kepada orang tua dan lainnya.Landasan aqidah islamiyah adalah beriman kepada Allah , malaikat – malaikat, kitab- kitab , para Rasul , hari Akhir, dan beriman kepada Qodo ( takdir) , yang baik ataupun yang buruk. Firman Allah :

“ Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebajikan , akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat- Malaikat , Kitab- Kitab dan Nabi- Nabi . (Al Baqoroh :177)

“ Sesunguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran dan perintah kami hanyalah satu, perkataan seperti kejapan mata. (al Qomar 49-50).

Sabda nabi “ Iman adah hendaknya engkau percaya pada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari Kemudian dan percaya kepada Qodo (takdir) yang baik maupun yang buruk ) ( HR Bukhari dan Muslim)

Pentingnya Aqidah Islamiyah

Pentingnya aqidah islamiyah tanpak dalam banyak hal; diantaranya adalah:

Bahwasanya kebutuhan kita terhadap aqidah adalah diatas segala kebutuhan, dan kepentingan kita terhadap aqidah adalah diatas segala kepentingan. Sebab tidak ada kebahagiaan , kenikmatan, dan kegembiraan bagi hati kecuali dengan beribadah kepada Allah pencipta segala sesuatu.

Bahwasanya aqidah islamiyah adalah kewajiban yang paling besar dan yang paling ditekankan , karena itu, ia adalah sesuatu yang pertama kali diwajibkan kepada manusia.

Rasulullah saw. Bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah (HR Bukhori dan Muslim)

Bahwa akidah islamiyah adalah satu-satunya aqidah yang bisa mewujudkan keamanan dan kedamaian, kebahagian dan kegembiraan, “ Tidak demikian bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah sedang Ia berbuat kebajikan , baginya pahala pada sisi tuhannya dan tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati al Baqoroh 112. Demikian pula , hanya aqidah islamiyahlah satu-satunya aqidah yang bisa mewujudkan kecukupan dan kesejahteraan . Allah berfirman” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi “ ( Al A’raf 96 )

Darah dan Kehormatan Umat Islam

Di hari akhir nanti, ada pihak-pihak yang akan merugi dan menyesal. Mereka adalah orang-orang yang selalu berusaha berbuat kerusakan di muka bumi. Menghidupkan kebencian dan kedengkian di kalangan manusia. Senang dengan kehancuran, pengrusakan, kekejian di kalangan mukminin. Tidak hanya itu, bahkan mereka senantiasa mengidamkan hilangnya nikmat orang lain, benci bila orang lain merasakan kesenangan dan kebahagiaan. Semua aktivitas tersebut lengkap pula dengan perilaku mereka yang suka menyakiti orang lain, baik dengan perkataan, perbuatan , atau bahkan sampai kepada pembunuhan jiwa manusia. Padahal kita mengetahui bahwa para hamba adalah tanggungan Allah. Terlebih lagi kaum muslimin dan orang beriman merekalah kekasih Allah sesuai dengan tingkat keimanan mereka. Ketika kaum mukminin disakiti berarti mereka menyakiti Allah dan rasulNya. Allah janjikan kepada mereka…." Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya, Allah akan melaknatinya di dunia dan akhirat dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan" (Al Ahzaab 57)

Perbuatan jelek mereka terhadap kaum muslimin berbuah keburukan dan kehinaan. Memikul dosa yang besar dan berat dengan sebab tindakan menyakitkan yang diperbuat kepada manusia. Tak heran apabila manusia menyingkir dari kekejian dan keburukan mereka. Inilah yang disinyalir oleh rasul kita alaihi ash sholatu wassalam "Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah orang yang dipisahkan oleh manusia, atau ditinggalkan oleh manusia karena takut terhadap perbuatan kejinya" (hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Hal-hal yang termasuk kejelekan terhadap mukminin adalah menghinakan dan merendahkan kehormatan kaum mukminin. Banyak contoh untuk hal ini, diantaranya adalah membeberkan kekurangan orang beriman di muka umum, menfitnah mereka, atau memperlakukan mereka seperti hewan yang tak ada harganya. Ini semua adalah trik dan makar dari syetan yang menghasut manusia untuk mengumbar kata, berburuk sangka dan mencelakakan manusia.

Kehormatan dan darah kaum mukminin sangat mahal di sisi Allah, tak layak bagi seorang pun menumpahkannya tanpa hak. Sungguh barang siapa yang membunuh satu jiwa di kalangan muslimin seakan-akan dia telah membunuh manusia secara keseluruhan. Dan barang siapa yang menghidupkannya seakan telah menghidupkan seluruh manusia. Mari kita jaga serta bela darah dan kehormatan kaum muslimin….

Apa Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah

Laa ilaaha illallah adalah sebuah kata yang sedemikian akrab dengan kita. Sejak kecil (kalau kita hidup di tengah keluarga muslim), kita akan begitu familiar dengan ucapan tersebut. Mungkin karena terlalu biasa mengucapkan kita sering tak peduli dengan makna yang hakiki dari kalimat tersebut. Malahan boleh jadi kita belum paham dengan maknanya. Sehingga bisa saja perilaku kita terkadang bertentangan dengan kandungan dari laa ilaaha illallah itu sendiri tanpa kita sadari. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kehidupan keagamaan kita. Kalimat tersebut secara pasti menentukan bahagia dan celakanya kehidupan seseorang di dunia dan akhirat. Terus apakah terlambat bagi kita untuk tahu tentang makna syahadat tersebut di usia kita sekarang ini.? Jawabnya tidak ada kata terlambat sebelum nyawa sampai di tenggorokan kita, mari kita mulai dari sekarang untuk memahaminya. Untuk itu Al-madina mencoba mengangkat masalah makna syahadat ini untuk kemudian dipahami, agar melempangkan jalan kita meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Kalau kita tinjau sebenarnya kalimat laa ilaaha illallah mengandung dua makna, yaitu makna penolakan (nafi) segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata. Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah ta'ala berfirman: "Maka ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah" (QS Muhammad : 19)

Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun islam yang lain. Disamping itu nabi kita pun menyatakan "Barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga" ( HR Ahmad)

Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan "wahai pamanku ucapkanlah laa ilaaha illallah sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah" namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun di makkah menggajak orang-orang dengan perkataan beliau "Katakan laa ilaaha illallah" maka orang kafir pun menjawab "Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami". Orang qurays di jaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah. Laa ilaaha illallah adalah asas dari tauhid dan islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah. Seorang ulama besar Ibnu Rajabb mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat laa ilaaha illallah bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktifitas kesyirikan. Inilah sekilas tentang makna laa ilaaha illallah yang pada intinya adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah ta'ala semata .

Kiamat Sudah Dekat !!! …

Waktu antara diutusnya Nabi kita Muhammad sholallohu alaihi wasalam dengan hari kiamat sangatlah dekat. Demikian pemberitaan dari nabi sendiri, yang menyadarkan kita agar lebih bergegas dan bersiap dalam membawa perbekalan untuk menyongsongnya. Meski banyak yang sepakat bahwa kiamat memang dekat, namun mayoritas kita sering tak sadar atau berpura tak sadar, bahkan larut dalam berbagai perhiasan dunia yang melalaikan. Sejenak, mari kita kembali membaca dan menyaksikan beberapa bukti konkret tanda kedekatan hari kiamat. Agar hati kembali tersadar bahwa masa itu memang telah dekat, semakin dekat menjelang. Mengakhiri sebuah kehidupan peradaban manusia di dunia menuju sebuah kehidupan panjang, kekal dan abadi. kehidupan akhirat. Sebagai sebuah peringatan yang nyata bagi setiap yang memiliki akal fikiran " ….dan berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman" Diantara tanda kiamat yang diberitakan oleh Rasulullah sholallohu alaihi wasalam yang kini telah nyata di depan mata kita adalah " Sesungguhnya di antara tanda-tanda akan datangnya kiamat adalah jika ilmu(agama) diangkat/hilang, kebodohan dikukuhkan , khamr/minuman keras diminum dan perzinaan tampak nyata" (HR Bukari, muslim dan ahmad) Tanda ini dikategorikan dalam tanda kiamat sughra (kecil) bukan tanda kubra. Namun bukan berarti memberikan kesempatan bagi kita untuk bersantai dan bernafas panjang, dan mengatakan "kiamat masih jauh". Bahkan seharusnya menjadi pelajaran bagi kita bahwa apa yang diberitakan nabi haq (benar) adanya. Maka kabar-nabi yang lain pun seperti kiamat besar dan syariat yang beliau bawa adalah benar pula adanya. Demikian semestinya seorang muslim berpandangan. Hal yang lain adalah tumbuhnya rasa syukur pada diri kita, karena Allah masih memberikan kesempatan bagi kita untuk membenahi lembaran kehidupan kita, menuliskan catatan kebaikan dalam buku kehidupan kita. Masih ada kesempatan untuk bertaubat kepada Allah Yang Ghafuur (Maha pengampun) dan Rahiim (maha pengasih). Di zaman ini, selaras dengan sabda Nabi semakin minim ilmu dien. Semakin sedikit para penyandang ilmu syar'i yaitu para ulama di muka bumi. Satu demi satu dipanggil oleh Allah ke sisi-Nya. Tak lekang dari ingatan kita meninggalnya para ulama besar Islam beberapa waktu belakangan, seperti Syaikh Abdul Aziz Ibn Baz, Syaikh Nashiruddin Al Albani dan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin. Konsekwensinya, manusia semakin jauh dari agama Islam. Kebodohan pun meraja-lela di seluruh penjuru bumi kecuali yang dirahmati oleh Allah azza wa jalla. Orang pun berbuat sekehendaknya menuruti bujuk rayu syaitan, memperturutkan nafsu syahwat keduniaan. Layak bila kemudian khamar bertebaran, perzinaan meluas. Khamr dinamai dengan nama yang lain, beragam sesuai kelas pencandunya. Sabu- sabu adalah satu contohnya. Berapa banyak pemuda islam yang mengkonsumsi, meski Cuma sekali-dua kali atau jadi kebutuhan primernya, naudzubillah min dzalik. Khamar kini dijual bebas di berbagai penjuru, di toko, restoran, hotel, klub atau diecerkan di warung-warung kecil. Dulu mungkin orang risih melihatnya, atau yang jual malu dengan orang, namun kini tak ada lagi kata malu dan risih. Orang yang menenggak bir pun kini tak ragu lagi, cuek. orang lain pun tak peduli dan berucap yang penting tidak mengganggu kita. Innalillahi wa inna ilaihi raa jiun

Perzinaan pun kini menyebar. Sarana dan prasarana semakin lengkap, canggih, bebas, dan berkelas-kelas. Begitu mudahnya diperoleh di pelosok-pelosok, di pinggir jalan dan tempat-tempat yang lain. Pergaulan para pemuda pun penuh dengan muatan perzinaan. Muda-mudi bergaul dengan bebasnya, tanpa batas yang jelas. Perzinaan kini terasa menjadi hal yang tidak asing bagi telinga manusia. Untuk selanjutnya menjadi hal yang dilegalkan , naudzubillah. sebaliknya, menjadi hal yang aneh bila ada anak muda yang nikah di masa muda mereka tanpa mau ikut bergaul bebas seperti pemuda yang lain.inilah keadaan memprihatinkan yang dikabarkan oleh rasul kita sebagai salah satu tanda hari kiamat. Suka kah kita dengan kemungkaran yang seperti ini ? bila tidak, mari kita ikut ambil bagian memperbaiki kondisi ini !

Tanda kiamat lain yang diberitakan oleh nabi kita adalah 'tersianya amanah. Ini dalam sabda nabi Muhammad sholallohu alaihi wasalam ketika beliau ditanya "wahai rasulullah, kapan kiamat itu / rasululah menjawab" jika amanah telah disia-siakan tunggulah datangnya kiamat, orang itu berkata "bagaimana menyia-nyiakannya" nabi bersabda "apabila perkara sudah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat" dan ini terjadi ketika kebodohan merata dan menjadi hal yang lumrah.Amanah yang dimaksud diantaranya dalam perkara yang berkaitan dengan agama seperti khilafah, pemerintahan, hukum fatwa dan lain-lain. Mata kepala kita pun menyaksikan dengan jelas realita dari tanda ini. Betapa banyak manusia di zaman ini yang berbicara dan berfatwa tanpa ilmu. Diulama'kan padahal bukan ulama. Dan juga diserahkannya kepemimpinan bukan pada orang yang sesuai sungguh sebuah musibah yang luar biasa. Ini beberapa tanda dari kedekatan hari kiamat, dan memang ia semakin mendekat. Haul dan Kultus Individu

Masyarakat Indonesia sampai detik ini, masih sangat demen dengan hal-hal yang berbau keramat, mistik dan hal-hal yang aneh-aneh. Mulai dari benda-benda seperti cincin, keris, akik, pakaian, gamelan atau yang berwujud tempat, seperti gunung ini dan itu, atau orang tertentu yang dianggap tokoh masyarakat atau agama. Pengkultusan terhadap seseorang, ditemukan hampir merata di seluruh penjuru nusantara. Disebabkan punya kedudukan atau dianggap tokoh besar maka ia dikultuskan dan dikeramatkan. Pengkeramatan sang tokoh ini berlangsung sejak tokoh tadi hidup bahkan sampai ia meninggal dunia. Barang-barang yang berkaitan dengan sosok tadi pun dicari-cari dan diagung-agungkan, dijadikan jimat dan tidak lupa untuk dikeramatkan.Tambah parah lagi, makamnya senantiasa ramai dipadati oleh para pengagum dan simpatisan yang pingin 'ngalap berkah' dari kubur sang tokoh. Selalu semarak, itu yang terjadi di makam orang yang ditokohkan. Bahkan ketika tiba saat ulang tahun kematian dan kelahiran tokoh, semaraknya kubur lebih dibandingkan dengan semaraknya masjid-masjid Allah. Kenyataan ini lebih tambah mengenaskan ketika ditemukan kenyataan bahwa mayoritas peziarah adalah mereka yang menyatakan diri sebagai orang muslim. Aktivitas yang berhubungan dengan pengagungan seorang tokoh selalu akan bertambah variasinya, karena berjalan seiring dengan ide dan kreativitas para pengagum.

Contoh konkrit ada di zaman nabi Nuh. meninggalnya para tokoh agama di zaman itu memunculkan ide di kalangan para pengagum untuk membangun patung dan gambar demi mengenang sang tokoh. Awalnya untuk mendekatkan pada Allah. Ide berkembang setelahnya dengan menjadikan sang tokoh sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah. Berkembang lagi hingga menjadikan patung tadi sesembahan yang diibadahi selain Allah. Kreatifitas kesyirikan ini hampir selalu berulang di setiap zaman dan generasi, karena ini adalah makar syaitan untuk menjerumuskan umat manusia ke dalam neraka. Tokoh yang dipuja bisa jadi berbeda namun sebenarnya hakikat kebatilan yang ditawarkan adalah sama. Di zaman nabi Nuh yang diagungkan adalah wadd, suwa , yaghuts , yauq dan nashr, dan di kafir qurays ada yang dinamakan latta, uzza, manna dan hubbal. Dan di negeri ini pun ada pula yang ditokohkan seperti itu. Wujud kreatifitas kesyirikan yang bisa ditemukan di masa kini, adalah dibuatnya berbagai perhelatan untuk mengagungkan sang tokoh, baik dengan megadakan tour ziarah, atau peringatan ulang tahun kelahiran dan kematian (haul). Atau mengawetkan barang-barang peninggalannya Bila ditimbang dalam syariat Islam, hal yang berkaitan dengan mengagungkan tokoh dan peninggalan-peninggalan bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Bahkan sebaliknya pintu-pintu yang menuju kepada pengagungan tokoh, melebihi kapasitas kemanusiaan dicegah dan ditutup oleh Rasulullah dan para sahabat. Pengagungan terhadapan suatu benda dan individu tertentu hampir selalu identik dengan kesyirikan. Umumnya, sebuah masyarakat akan mengagungkan tokoh dan benda karena berjangkitnya penyakit kebodohan di tengah-tengah mereka. Tak tahu mana yang diperintahkan dan dilarang oleh syariat Allah ta'ala. Atau hadir di negeri tersebut para tokoh agama yang buruk yang memberikan contoh teladan keburukan kepada umat, mengahalalkan yang haram daan mengharamkan yang halal. Sampai hal yang syirik pun dilegalkan oleh ulama buruk ini. Bisa juga terjadi karena memang masyarakat terlampau ghuluw dalam mengagungkan seorang tokoh. Atau bercokol di negeri itu para pemimpin yang buruk, yang tak menjalankan syariat Allah ta'ala.

Manhaj Ahlus Sunnah di dalam Berakhlak dan Berperilaku·

Oleh: Cah Deso 29 November 2001

Di antara pokok-pokok aqidah Ahlus Sunnah : memerintahkan yang ma’ruf, mencegah kemungkaran dan beriman bahwa kebaikan umat akan terealisasi ketika mereka berada padanya. Amar ma’ruf nahi munkar termasuk diantara syiar-syiar islam yang paling agung dan penyebab terpeliharanya jama’ah kaum muslimin. Amar ma’ruf nahi munkar hukumnya wajib sesuai dengan kemampuan dan dijalankan dengan memperhatikan maslahah nyata yang dihasilkannya.

Firman Alloh:

Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Alloh (S. Ali Imron 110).

Dan sabda nabi sholallohu alaihi wasalam :

Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran hendaknya mengubah dengan tangannya, maka apabila tidak mampu maka dengan lidahnya, apabila tidak mampu maka dengan hatinya. Dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman (HR. Muslim)

Ahlus Sunnah mendahulukan kelembutan di dalam memerintah dan melarang. Berdakwah dengan hikmah serta nasehat yang baik. Firman Alloh :

Serulah kepada jalan Rabb kalian dengan hikmah dan mauidhoh hasanah dan debatilah mereka dengan yang lebih baik. (S. An-Nahl 125).

Dan mereka memandang wajibnya bersabar terhadap gangguan makhluk di dalam menegakkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Mengamalkan firman Alloh :

perintahkanlah yang ma’ruf dan cegahlah yang mungkar dan bersabarlah atas musibah yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu merupakan perkara yang diwajibkan (QS. Lukman 17).

Ahlus Sunnah wal Jamaah ketika menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar memperhatikan waktu sebagai salah satu pokok menjaga keutuhan jama’ah, menyatukan hati-hati, mempersatukan kalimat, menghindarkan perpecahan dan perselisihan. Ahlus Sunnah wal Jama’ah menegakkan nasehat kepada setiap muslim dan saling tolong menolong di atas kebaikan dan takwa.

Sabda rasululloh sholallohu alaihi wasalam agama itu adalah nasehat. Kami berkata untuk siapa? Beliau berkata untuk Alloh, kitabNya, rasulNya, pemimpin kaum muslimin dan orang awamnya. (HR. Muslim).

diterjemahkan dari kitab al wajiz fi aqidatis salafis shalih ahlis sunnati wal jama’ah karya syaikh Abdullah bin abdul hamid al atsary. Disampaikan dalam daurah islamiyah dasar “membentuk jati diri muslim” selasa 10 juli 2001 di masjid pogung raya yogyakarta.

Ahlus Sunnah menjaga tegaknya syiar-syiar islam seperti menunaikan sholat Jumat dan jamaah; haji, jihad, I’ed bersama para pemimpin yang baik atau yang jelek sebagai hal yang menyelisihi ahlul bid’ah. Bersegera menunaikan sholat yang wajib dan menunaikannya di awal waktu bersama jamaah. Mengerjakan sholat di awal waktu lebih utama daripada di akhirnya. Mereka menganjurkan untuk khusyu dan tuma’ninah di dalam sholat, dalam rangka mengamalkan firman Alloh :

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman yaitu mereka yang khusyu di dalam sholat mereka. (S. Al-Mukminun 1-2).

Ahlul Sunnah wal Jamaah mewasiatkan untuk menegakkan sholat malam sebagai petunjuk nabi sholallohu alaihi wasalam. Allah pun memerintahkan nabinya untuk sholat malam dan bersungguh-sungguh di dalam ketaatan kepadaNya.Aisyah berkata bahwa nabi sholallohu alaihi wasalam melakukan sholat malam sampai kaki beliau bengkak,

maka berkata Aisyah mengapa engkau lakukan yang demikian ya Rasululloh? sungguh Alloh telah mengampunkan dosamu yang terdahulu dan yang akan datang. Beliau bersabda apakah aku tidak suka menjadi seorang hamba yang bersyukur? (HR. Bukhori).

Ahlus Sunnah wal Jama’ah tegar di dalam menghadapi ujian, dengan cara bersabar di atas bencana, bersyukur pada kelapangan, dan ridha dengan takdir. Firman Alloh Ta’ala :

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar 10)

Sabda rasululloh sesungguhnya besarnya ganjaran bersama besarnya cobaan, dan sesungguhnya Alloh apabila mencintai suatu kaum maka Alloh akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan dan barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan.

(HR. Tirmidzi dishohehkan oleh Albani).

Ahlus Sunnah tidaklah mengharap dan meminta kepada Alloh ditimpakan cobaan, karena tidak mengetahui apakah mereka ditetapkan padanya atau tidak. Akan tetapi, apabila mereka mendapatkan cobaan maka bersabar. Sabda nabi sholallohu alaihi wasalam

janganlah kalian berangan-angan untuk bertemu musuh dan mintalah kepada Allah keselamatan maka apabila kalian bertemu musuh maka bersabarlah.

(HR. Bukhori Muslim).

Ahlus Sunnah tidak berputus asa terhadap rahmat Alloh di dalam ujian, karena sesungguhnya Allah mengharamkan hal tersebut. Mereka menghadapi hari-hari cobaan dengan memandang akan datangnya kelapangan dan pertolongan yang dekat. Hal ini disebabkan mereka percaya dengan janji Alloh dan mengetahui bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Mereka pun mencari penyebab terjadinya ujian itu pada diri mereka sendiri dan mereka memandang bahwa ujian dan musibah tidaklah menimpa kecuali karena perbuatan mereka sendiri. Pertolongan terkadang diakhirkan dengan sebab seseorang terjerumus di dalam dosa atau lemah di dalam berittiba’ sebagaimana firman Alloh :

Dan apa-apa musibah yang menimpa kalian maka disebabkan oleh tangan kalian sendiri. (Asy-Syura 30).

Ahlus sunnah tidak menyandarkan diri dalam menghadapi ujian dan menolong agama dengan sebab-sebab duniawiyah, walaupun tidak lalai terhadap sunnah kauniyah. Dan mereka memandang bahwa taqwa kepada Alloh, istighfar dari dosa-dosa, bersandar kepada Alloh dan bersyukur di dalam kebahagian merupakan sebab yang terpenting di dalam menyegerakan kelapangan setelah kesempitan.

Ahlus Sunnah takut terhadap balasan kufur nikmat, sehingga terlihatlah mereka sebagai orang yang paling bersemangat untuk bersyukur,memuji Alloh dan kontinu di atas hal yang demikian pada setiap kenikmatan, yang kecil maupun yang besar. Sabda rasululloh sholallohu alaihi wasalam

lihatlah kepada orang yang di bawah kalian dan jangan melihat kepada orang yang di atas kalian. (HR. Tirmidzi dishohihkan oleh Albani).

Ahlus Sunnah wal Jama’ah menghiasi diri mereka dengan akhlak yang mulia dan kebaikan amalan. Sabda nabi sholallohu alaihi wasalam

orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling beriman dan yang terbaik diantara mereka adalah yang terbaik akhlaknya.

(HR. Tirmidzi dishohihkan oleh Albani).

Dan sabda beliau

tidak ada sesuatu yang diletakkan di dalam mizan lebih berat daripada kebaikan akhlak dan sesungguhnya pemilik akhlak yang baik akan meraih dengannya derajat orang-orang yang berpuasa dan sholat. (HR. Tirmidzi dishohihkan oleh Albani).

Di antara akhlak salafus sholeh Ahlul Sunnah wal Jama’ah

· Ikhlas di dalam berilmu dan beramal. takut terhadap masuknya riya’ pada keduanya. Firman Allah :

ÃóáóÇ áöáøóåö ÇáÏøöíäõ ÇáúÎóÇáöÕõ

ketahuilah hanya untuk Alloh agama yang murni. (QS. Az-Zumar 3).

· Mengagungkan batasan-batasan Allah dan merasa cemburu apabila batasan-batasan Allah dilanggar. Menolong agama Allah dan syariat Nya, banyak mengagungkan kehormatan kaum muslimin serta cinta apabila kaum muslimin memperoleh kebaikan . Firman Alloh :

Ðóáößó æóãóäú íõÚóÙøöãú ÔóÚóÇÆöÑó Çááøóåö ÝóÅöäøóåóÇ ãöäú ÊóÞúæóì ÇáúÞõáõæÈö(32)

barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati (QS. Al-Hajj 32).

· Berusaha meninggalkan sifat nifak, dengan menyamakan antara lahir dan batin di dalam kebaikan, memandang bahwa amalan mereka masih sangat sedikit, dan selalu mendahulukan amalan akhirat di atas amalan dunia.

· Kelembutan hati, banyak menangis atas kekurangan dalam menunaikan hak-hak Allah ,mereka lakukan hal ini dengan harapan agar Allah menyayangi mereka. Banyak mengambil pelajaran dan menangis. Perhatian dengan perkara kematian apabila menyaksikan jenazah, atau mengingat kematian, sekaratnya dan su’ul khatimah sehingga bergoncang dada mereka.

· Bertambah tawadhu’ ketika bertambah dekat kepada Allah ta’ala

· Banyak bertaubat, memohon ampun siang dan malam karena mengetahui bahwa mereka tak selamat dari dosa sampai di dalam amalan ketaatan mereka. mereka memohon ampun atas kekurangan di dalam ketaatan,kekhusukan dan kedekatan kepada Allah. Tiadanya rasa ujub /bangga dengan sesuatu dari amal-amal mereka , benci dengan ketenaran, bahkan selalu melihat kekurangan dan kelemahan di dalam ketaatan terlebih di dalam kejelekan mereka

· Sangat menekankan terhadap permasalahan taqwa dan tiada mendakwakan diri sebagai orang yang bertaqwa, dan banyaknya ketakukan mereka terhadap Allah azza wa jalla

· Ketakutan yang sangat terhadap Allah, kalau akhir kehidupan mereka ditutup dengan su’ul khatimah. mereka tidak lalai dari dzikrullah. Merasakan kehinaan dunia di sisi mereka, kuatnya penolakan mereka terhadap dunia dan tidak membangun (kediaman)dunia kecuali sesuai kebutuhan tanpa menghias-hiasinya. Sabda Rasulullah sholallohu alaihi wasalam “ demi Allah tidaklah dunia ini dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang diantara kalian mencelupkan jarinya ke laut maka lihatlah apa yang menetes (Hr Muslim)

· Tidak ridha dengan kesalahan yang ditujukan kepada agama atau kepada orang yang mengamalkannya, bahkan membantahnya dan memberi udzur kepada orang yang berkata tentangnya. Banyak menutupi kekurangan kaum muslimin, kuatnya munaqosah(berdialog) terhadap pribadi mereka sebagai bukti wara’, tidak suka membuka aib seseorang, sibuk dengan kekurangan diri daripada aib orang lain, bersungguh-sungguh menutupi kekurangan orang lain, menutupi yang tersembunyi tidak melebihkan seseorang dari yang ia dengar pada haknya, meninggalkan permusuhan terhadap manusia dan banyak bersahabat dengan mereka. Tidak menanggapi seseorang dengan kejelekan dan tidak memusuhi seorang pun. Sabda nabi sholallohu alaihi wasalam “ tidak akan masuk surga tukang fitnah/adu doma pada riwayat muslim nammam/ tukang adu domba

· Menutup pintu ghibah pada majelis mereka , menjaga lidah dari ghibah agar tidak menjadi majelis dosa. Firman Allah

æóáóÇ ÊóÌóÓøóÓõæÇ æóáóÇ íóÛúÊóÈú ÈóÚúÖõßõãú ÈóÚúÖðÇ ÃóíõÍöÈøõ ÃóÍóÏõßõãú Ãóäú íóÃúßõáó áóÍúãó ÃóÎöíåö ãóíúÊðÇ ÝóßóÑöåúÊõãõæåõ (12)

Janganlah seorang menghibahi yang lain, sukakah seorang diantara kalian memakan bangkai saudaranyan tentu dia akan benci (QS Al Hujurat 12)

· Penuh dengan rasa malu, adab, kecintaan, ketenangan, sedikit bicara, sedikit tertawa, banyak diam, berbicara dengan hikmah tidak merasa gembira dengan dunia. Yang demikian ini dikarenakan sempurnanya akal mereka. Sabda rasulullah sholallohu alaihi wasalam “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam. dan bersabda barangsiapa diam maka beruntung/ menang (HR Tirmizi)

· Banyak memaafkan terhadap setiap orang yang mengganggu, mengambil harta, kehormatan mereka atau yang semisalnya firman Allah

ÇáøóÐöíäó íõäúÝöÞõæäó Ýöí ÇáÓøóÑøóÇÁö æóÇáÖøóÑøóÇÁö æóÇáúßóÇÙöãöíäó ÇáúÛóíúÙó æóÇáúÚóÇÝöíäó Úóäú ÇáäøóÇÓö æóÇááøóåõ íõÍöÈøõ ÇáúãõÍúÓöäöíäó(134)

“ Dan orang-orang yang menahan kemarahan, dan memaafkan manusia dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan (QS Ali Imran 134)

· Tidak lalai dengan serangan iblis, bersungguh-sunguh mengetahui tipu daya dan jebakan-jebakannya, tidak merasa was-was di dalam wudlu, sholat dan ibadah yang lain karena yang demikian adalah tipu daya syaithan

· Banyak bersedekah dengan apa-apa yang lebih dari kebutuhan mereka siang dan malam, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Banyak bertanya tentang keadaan sahabatnya , yang demikian karena sederhananya mereka dalam kebutuhan makan, pakaian dan mereka tidak berlebihan dalam hal-hal yang halal

· Mencela kekikiran; Bersikap dermawan, memberikan harta , berkasihsayang dengan saudara mereka dalam safar dan mukim sebagai pengokoh dalam menolong dien dan inilah maksud utama mereka. Kuatnya kecintaan untuk berbuat makruf kepada saudaranya dan memberikan kebahagiaan satu dengan yang lain, mendahulukan saudaranya daripada dirinya sendiri

· Memuliakan tamu dan melayaninya kecuali dengan uzur syar’I. kemudian mereka tidak memandang bahwa mereka telah mencukupi dan melayani tamu tersebut di saat tinggal bersama mereka, dan mereka berhusnudhon dengan tamu. Menerima undangan saudaranya kecuali bila makanannya haram atau bila dikhususkan pada orang kaya atau pada tempat walimah ada hal yang diharamkan

· Beradab dengan kebaikan terhadap yang lebih muda terlebih kepada yang lebih tua, terhadap orang yang jauh terlebih kepada yang dekat, kepada yang bodoh terlebih kepada yang alim

· Mendamaikan sesama sebagai sebuah pintu kebaikan yang nyata, menegakkan yang ma’ruf, karena perdamaian merupakan pembatal langkah syaitan yang menghendaki timbulnya permusuhan, kebencian di kalangan muslimin, dan kerusakan diantara mereka

· Melarang dari dengki, karena kedengkian mewariskan permusuhan dan kebencian, kelemahan iman dan kecintaan terhadap dunia tanpa tujuan syar’I

· Memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat kebaikan kepada keduanya firman Allah

æóæóÕøóíúäóÇ ÇáúÅöäúÓóÇäó ÈöæóÇáöÏóíúåö ÍõÓúäðÇ (8)

” Dan kami wasiatkan manusia untuk berbuat kebaikan kepada kedua orang tua (QS Al Ankabut 8)

· Memerintahkan berbuat baik kepada tetangga, lembut kepada para hamba, menyambung silatur rahim, menebarkan salam, menyayangi fakir miskin, yatim dan ibnu sabil

· Melarang berbangga diri, sombong, ujub, melampaui batas dan memerintahkan berbuat adil pada setiap sesuatu

· Tidak meremehkan sesuatu pun dari keutamaan yang dianjurkan syara’ . sabda rasulullah sholallohu alaihi wasalam “Janganlah kalian meremehkan suatu kebaikan pun walaupun hanya bertemu dengan saudara kalian dengan wajah yang ceria ( HR Muslim)

Melarang dari buruk sangka, memata-matai, mencari kekurangan muslimin karena yang demikian merusak hubungan persatuan, memisahkan persaudaraan dan menumbuhkan kerusakan. Mereka tidak marah pada muslimin karena mereka mengilmui fiqih kemarahan firman Allah “ dan orang yang menahan marahnya, memaafkan manusia dan Allah mencintai orang yang berbuat ihsan dam Ihlas

No comments: